1.1) Pembibitan Semai tanaman
a.
Bibit semai
Adalah
bibit semai dari biji /stek yang berasal dari poliklonal dengan yang terpilih
dan dipelihara khusus. Penyiapan bibit relatif singkat hanya 1,5 minggu (jangka
pendek) s/d 1,5 tahun tergantung tanaman apa yang akan kita tanam.
b.
Persemaian
Dilakukan
langsung pada bedengan atau dengan memakai polibag berukuran 12 x 25 cm berisi
tanah hutan.
c.
Pindah tanam
Bibit
dipindah tanamkan pada umur 1 minggu s/d 1 tahun dan (tinggi 40-50 cm untuk
tanaman kuat). Bibit dari bedengan dipindahkan dengan cara dicabut sedangkan
bibit dari polibag dipindahkan dengan tanahnya setelah polibag disobek dengan
hati-hati.
2)
Pembibitan Tanaman.
a.
Bibit Stek
Setek
adalah bibit dari pucuk . Tanaman kuat umumnya sulit dikembangbiakan dengan stek.
Bahan stek yang digunakan adalah pucuk, dari pohon induk yang telah berumur 3-5
tahun, dan setiap 3-5 tahun harus dipangkas setinggi 25-30 cm dari sambungan.
Pohon induk ditanam dari bibit semai sambung dengan jarak tanam 1,25x1,25 m.
Bahan stek dipilih dari pucuk yang coklat muda, masih berair tetapi sudah agak
tua dengan panjang 20-25 cm dan dipetik di pagi hari. Panjang stek 12-15 cm
terdiri dari 3-4 ruas. Sebelum ditanam daun dibuang /dirompes setengahnya.
b.
Pembibitan
Persiapan
pembibitan, media, bedengan, penanaman biji/stek, penyungkupan dan pemeliharaan
sama dengan pembibitan stek sambung. Bibit dipindahtanamkan ke lapangan untuk
perkebunan umur 10-12 bulan, tinggi rata-rata 40-50 cm.
1.2.
Pengolahan Media Tanam
Berlaku
untuk semua jenis tanaman:
Pengolahan
tanah dimaksudkan untuk mendapatkan tanah yang gembur, bersih dari tunggul
sisa-sisa akar dan gulma. Pengolahan tanah pertama dilakukan dengan
pencangkulan tanah sedalam 60 cm, dan pengolahan tanah ke dua sedalam 40 cm
dilakukan 2-3 minggu setelah pengolahan tanah pertama.
Pada pertanian organic
saat pengolahan tanah yang kedua yaitu menghancurkan bongkahan dan membuat
struktur tanah lebih remah dan gembur, juga dilakukan penebaran pupuk kandang atau
kompos sekitar 50 – 60 ton per hektar sebagai pupuk dasar.
a)
Persiapan Lahan
Setelah
pengolahan tanah dilakukan pengukuran dan pematokan dengan memberi tanda,
setiap 20 m ke arah mendatar, ke arah kemiringan atas dan bawah. Dengan
demikian terbentuk petakan-petakan areal seluas 20
x
20 m2 = 400m 2 yang disebut satu patok. Tanda-tanda patok berupa hanjuang
dipelihara dengan baik dan mati segera diganti.
b)
Pengapuran
Pengapuran
hanya dilakukan jika pH tanah lebih rendah dari 4,5 dengan dosis kapur yang
sesuai dengan keperluan. Kapur berupa dolomit, kalsit, dicampurkan merata
100gram/lubang.
c)
Pemupukan (sebelum tanam)
Pupuk
untuk memacu pertumbuhan bibit diberi 50 gram TSP. Diberikan dalam larikan
sekitar tanaman.
2.1.
Teknik Penanaman
a)
Penentuan Pola Tanaman
Pola
penanaman tergantung tofografi lahan. Tiga macam jarak tanam yaitu jarak tanam
rapat 75 cm x 75 cm, jarak tanam menengah 100 cm x 100 cm, dan jarak tanam
lebar yaitu 1,25 cm x 1,25 cm. menerapkan jarak tanam 100 x 150 cm dengan
populasi tanaman per hektar sekitar 6.500.
b)
Pembutan Lubang Tanam
Pengajiran
untuk pedoman penanaman sehingga sesuai dengan pola dan jarak tanam yang
dibuat. Lubang tanam dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 40 cm (untuk bibit dari
polibag) dan 30 cm x 30 cm x 40 cm (untuk bibit
cabutan).
c)
Cara Penanaman
a.
Bibit cabutan
Panjang
akar bibit sekitar 30 cm, tinggi bibit 40-50 cm dan 2/3 daunnya dirompes.
Masukkan bibit dengan tegak jangan miring. Tanah timbunan dipadatkan dengan
cara diinjak dengan kaki, kemudian diratakan.
b.
Bibit dalam Polibag
Polibag dibuka dengan cara menyobeknya lalu bibit
ditanam bersama medianya, disangga dengan belahan bambu, ditimbun dengan tanah.
Tanah di sekitar batang dipadatkan dan tanaman disiram.
c.
Tanaman pelindung
Tanaman
ini berfungsi sebagai penutup tanah dan memperbaiki iklim mikro agar lebih
segar. Tanaman berupa legum Crotalaria atauTephrosia yang ditanam selama 3
tahun.
4)
Perioda Tanam
Masa
penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan yaitu pada bulan September
dan biasanya di saat kondisi tidak terlalu terik untuk menghindari penguapan
yang terlalu banyak dari bibit yang akan ditanam.
Dengan
menentukan masa tanam secara tepat maka akan menentukan keberhasilan
pertumbuhan tanaman.
3.1.
Pemeliharaan Tanaman
1)
Penyulaman
Penyulaman
dilakukan satu bulan setelah penanaman, dilakukan secara terus-menerus sampai 3
bulan, menjelang kemarau. Penyulaman pada tahun ke tiga tidak dianjurkan.
Kebutuhan bibit sulaman maksimum 10% dan pada tahun kedua 5%
2)
Penyiangan
Penyiangan
dimaksudkan untuk penggemburan tanah sedalam 10 cm dengan menggunakan cangkul.
Penyiangan dilakukan 1,5–2 bulan sekali. Kegiatan penyiangan sampai umur 2-3
tahun.
3)
Pembubunan
Untuk
pertanaman kina sebenarnya tidak diperlukan kegiatan pembubunan karena memang
tanaman ini merupakan tanaman pohon yang berumur dalam. Namun demikian pada
tanaman muda dapat dilakukan kegiatan ini untuk menimbun kembali tanah di
sekitar daerah perakaran yang terbawa air dan dilakukan sekaligus pada saat
pemberian pupuk organic kompos setiap 3 – 4 bulan sekali agar pertumbuhan
perakarannya lebih baik.
4)
Pemupukan
a.
Pemupukan Organik
Membuat Pupuk Organik
Siapkan Bahan Dan Alat:
1. Kotoran hewan kering 60 – 100 kg
2. Gulma yang mengandung dan zat
besi tinggi (daun-daunan) 40 kg
3. Asap Cair A-10 MF 250 -300 ml
4. M3 atau M4 Untuk Pupuk 20 ml atau
20 cc
5. Arang 10 kg
6. Air 10 – 20 ltr
7. Pupuk TSP secukupnya
Alat:
1. Tong Plastik ukuran 180 liter
2. Bisa juga pakai terpal yang tidak
bocor
3. Skop
4. Cangkul
5. Parang
Cara
Pembuatan Pupuk Organik Act A-10
Pertama
giling atau haluskan arang, kemudian kotoran hewan kering masukkan ke tempat
pencampuran tambahkan arang yang telah halus, kemudian cacah daun-daunan sampai
halus, aduk samua sampai merata, masukkan asap cair A-10 Mf bersama dengan M3 serta
pupuk TSP kedalam ember berisi air dan aduk. Langkah selanjutnya siramkan air
yang sudah dicampur tadi dengan Asap Cair A-10 MF dan M3 kedalam adonan sampai
merata, kebasahannya kira-kira mencapai 50%, aduk kembali dengan cangkul.
Masukkan
kedalam tong plastik lalu tutup biarkan 3 – 5 hari, bisa juga memakai terpal.
Setelah 3 atau 5 hari buka dan pisahkan air dan yang kasar, cairannya masukkan
kedalam jerigen dan yang kasar keringkan dan siap dipakai atau dikemas
Tanaman
Kuat atau Jangka Panjang
Pemupukan
secara organic dengan menggunakan pupuk kompos khusus yang telah dicampur
dengan Asap Cair A-10 MF grade 3 merupakan pupuk organic komplek bisa
diberikan sbb:
Untuk
tanaman muda dilakukan pemupukan secara rutin setiap 2 – 3 bulan sekali
sebanyak 5 – 7 kg per tanaman. Sedangkan untuk tanaman yang telah tua (diatas 3
tahun) bisa dilakukan pemupukan kompos organic Act A-10 MF setiap 6 bulan
sekali sebanyak 10 – 12 kg pertanaman. Adapun pemberian pupuk di sekitar batang
tanaman di daerah perakaran dilakukan sekaligus dengan pekerjaan dangir dan
penyiangan.
Tanaman
Jangka Pendek
Pemupukan
secara organic dengan menggunakan pupuk kompos khusus yang telah dicampur
dengan Asap Cair A-10 MF grade 3 merupakan pupuk organic komplek bisa
diberikan sbb:
Untuk
tanaman muda dilakukan pemupukan secara rutin setiap 1 minggu 1 sekali.
Sedangkan untuk tanaman yang telah tua (diatas 1 bulan) bisa dilakukan
pemupukan kompos organic Act A-10 MF setiap 4 – 5 hari sekali dengan cara
penyemprotan. Adapun pemberian pupuk di sekitar batang tanaman di daerah
perakaran dilakukan sekaligus dengan pekerjaan dangir dan penyiangan.
b.
Pemupukan Konvensional Dipadukan Dengan Asap Cair A-10
MF
> Tanaman muda
- 1 tahun: Urea 108 kg, TSP 62 kg, KCl 30 kg dan
Kieserit 19 kg, Asap Cair A-10 MF 1 Liter
- 2 tahun: Urea 173 kg, TSP 83 kg, KCl 40 kg dan
Kieserit 37 kg, Asap Cair A-10 MF 1 Liter
- 3 tahun: Urea 217 kg, TSP 124 kg, KCl 60 kg dan
Kieserit 37 kg, Asap Cair A-10 MF 1 Liter
- 4 tahun: Urea 325 kg, TSP 165 kg, KCl 80 kg dan
Kieserit 56 kg, Asap Cair A-10 MF 1 Liter
> Tanaman dewasa
- 5 tahun: Urea 390 kg, TSP 186 kg, KCl 80 kg dan
Kieserit 56 kg, Asap Cair A-10 MF 1 Liter
- 6 tahun: Urea 390 kg, TSP 186 kg, KCl 80 kg dan
Kieserit 56 kg, Asap Cair A-10 MF 1 Liter
- 7 tahun keatas: Urea 433 kg, TSP 207 kg, KCl 100 kg
dan Kieserit 75 kg, ACT A-10 MF 1 Liter
Catatan :
Kieserit diberikan jika ada gejala kekurangan Mg, sedangkan pemberian Asap
Cair10 MF Bisa dilakukan kapan saja dan disesuaikan dengan keadaan tanaman.
Pemupukan dilakukan saat curah hujan terakhir antara 100-300 mm, dilaksanakan
dua kali setahun. Cara pemberian pupuk diberikan secara setempat.
Baca juga Tentang Hama Penyakit
Daftar Bacaan Anda :
> Alat-alat Produksi Asap Cair A-10 MF
> ASAM SIANIDA & TANI
> ASAP CAIR A-10 MULTI FUNGSI
> CV.ACTINDO,
> HAMA DAN PENYAKIT
> KOMPONEN ANTIMIKROBA LAIN,
> Manfaat Asap cair A-10 MF,
> Modul
> Peluang Bisnis Asap Cair A-10 MF
> Pengawet alami
> Petunjuk Pemakaian Asap Cair A-10 MF,
> Pupuk Organik
No comments:
Post a Comment