Actindo

Translate

27 August 2021

 Berkebun / Bertani Dengan Penerapan  Asap Cair A-10 MF Yang Benar  Oleh: CV.ACTINDO

      

    1.1) Pembibitan Semai tanaman

      a.     Bibit semai


Adalah bibit semai dari biji /stek yang berasal dari poliklonal dengan yang terpilih dan dipelihara khusus. Penyiapan bibit relatif singkat hanya 1,5 minggu (jangka pendek) s/d 1,5 tahun tergantung tanaman apa yang akan kita tanam.


 
      b. Persemaian


Dilakukan langsung pada bedengan atau dengan memakai polibag berukuran 12 x 25 cm berisi tanah hutan.

      c. Pindah tanam

Bibit dipindah tanamkan pada umur 1 minggu s/d 1 tahun dan (tinggi 40-50 cm untuk tanaman kuat). Bibit dari bedengan dipindahkan dengan cara dicabut sedangkan bibit dari polibag dipindahkan dengan tanahnya setelah polibag disobek dengan hati-hati.



           2) Pembibitan Tanaman.

     a.     Bibit Stek

Setek adalah bibit  dari pucuk . Tanaman kuat  umumnya sulit dikembangbiakan dengan stek. Bahan stek yang digunakan adalah pucuk, dari pohon induk yang telah berumur 3-5 tahun, dan setiap 3-5 tahun harus dipangkas setinggi 25-30 cm dari sambungan. Pohon induk ditanam dari bibit semai sambung dengan jarak tanam 1,25x1,25 m. Bahan stek dipilih dari pucuk yang coklat muda, masih berair tetapi sudah agak tua dengan panjang 20-25 cm dan dipetik di pagi hari. Panjang stek 12-15 cm terdiri dari 3-4 ruas. Sebelum ditanam daun dibuang /dirompes setengahnya. 

      b. Pembibitan

Persiapan pembibitan, media, bedengan, penanaman biji/stek, penyungkupan dan pemeliharaan sama dengan pembibitan stek sambung. Bibit dipindahtanamkan ke lapangan untuk perkebunan umur 10-12 bulan, tinggi rata-rata 40-50 cm.

            1.2. Pengolahan Media Tanam

Berlaku untuk semua jenis tanaman:
Pengolahan tanah dimaksudkan untuk mendapatkan tanah yang gembur, bersih dari tunggul sisa-sisa akar dan gulma. Pengolahan tanah pertama dilakukan dengan pencangkulan tanah sedalam 60 cm, dan pengolahan tanah ke dua sedalam 40 cm dilakukan 2-3 minggu setelah pengolahan tanah pertama. 
Pada pertanian organic saat pengolahan tanah yang kedua yaitu menghancurkan bongkahan dan membuat struktur tanah lebih remah dan gembur, juga dilakukan penebaran pupuk kandang atau kompos sekitar 50 – 60 ton per hektar sebagai pupuk dasar.

      a)     Persiapan Lahan

Setelah pengolahan tanah dilakukan pengukuran dan pematokan dengan memberi tanda, setiap 20 m ke arah mendatar, ke arah kemiringan atas dan bawah. Dengan demikian terbentuk petakan-petakan areal seluas 20
x 20 m2 = 400m 2 yang disebut satu patok. Tanda-tanda patok berupa hanjuang dipelihara dengan baik dan mati segera diganti.

      b) Pengapuran

Pengapuran hanya dilakukan jika pH tanah lebih rendah dari 4,5 dengan dosis kapur yang sesuai dengan keperluan. Kapur berupa dolomit, kalsit, dicampurkan merata 100gram/lubang.

      c) Pemupukan (sebelum tanam)

Pupuk untuk memacu pertumbuhan bibit diberi 50 gram TSP. Diberikan dalam larikan sekitar tanaman.

            2.1. Teknik Penanaman

      a)     Penentuan Pola Tanaman

Pola penanaman tergantung tofografi lahan. Tiga macam jarak tanam yaitu jarak tanam rapat 75 cm x 75 cm, jarak tanam menengah 100 cm x 100 cm, dan jarak tanam lebar yaitu 1,25 cm x 1,25 cm. menerapkan jarak tanam 100 x 150 cm dengan populasi tanaman per hektar sekitar 6.500.

      b) Pembutan Lubang Tanam

Pengajiran untuk pedoman penanaman sehingga sesuai dengan pola dan jarak tanam yang dibuat. Lubang tanam dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 40 cm (untuk bibit dari polibag) dan 30 cm x 30 cm x 40 cm (untuk bibit
cabutan).

      c) Cara Penanaman

a. Bibit cabutan
Panjang akar bibit sekitar 30 cm, tinggi bibit 40-50 cm dan 2/3 daunnya dirompes. Masukkan bibit dengan tegak jangan miring. Tanah timbunan dipadatkan dengan cara diinjak dengan kaki, kemudian diratakan.

b. Bibit dalam Polibag

   Polibag dibuka dengan cara menyobeknya lalu bibit ditanam bersama                medianya, disangga dengan belahan bambu, ditimbun dengan tanah. 
  Tanah di sekitar batang dipadatkan dan tanaman disiram.

c. Tanaman pelindung

Tanaman ini berfungsi sebagai penutup tanah dan memperbaiki iklim mikro agar lebih segar. Tanaman berupa legum Crotalaria atauTephrosia yang ditanam selama 3 tahun.

4) Perioda Tanam

Masa penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan yaitu pada bulan September dan biasanya di saat kondisi tidak terlalu terik untuk menghindari penguapan yang terlalu banyak dari bibit yang akan ditanam.
Dengan menentukan masa tanam secara tepat maka akan menentukan keberhasilan pertumbuhan tanaman.

            3.1. Pemeliharaan Tanaman

         1)    Penyulaman

Penyulaman dilakukan satu bulan setelah penanaman, dilakukan secara terus-menerus sampai 3 bulan, menjelang kemarau. Penyulaman pada tahun ke tiga tidak dianjurkan. Kebutuhan bibit sulaman maksimum 10% dan pada tahun kedua 5%

     2) Penyiangan

Penyiangan dimaksudkan untuk penggemburan tanah sedalam 10 cm dengan menggunakan cangkul. Penyiangan dilakukan 1,5–2 bulan sekali. Kegiatan penyiangan sampai umur 2-3 tahun.

     3) Pembubunan

Untuk pertanaman kina sebenarnya tidak diperlukan kegiatan pembubunan karena memang tanaman ini merupakan tanaman pohon yang berumur dalam. Namun demikian pada tanaman muda dapat dilakukan kegiatan ini untuk menimbun kembali tanah di sekitar daerah perakaran yang terbawa air dan dilakukan sekaligus pada saat pemberian pupuk organic kompos setiap 3 – 4 bulan sekali agar pertumbuhan perakarannya lebih baik.

     4) Pemupukan

          a.     Pemupukan Organik

             Membuat Pupuk Organik

             Siapkan Bahan Dan Alat:

1. Kotoran hewan kering 60 – 100 kg
2. Gulma yang mengandung dan zat besi tinggi (daun-daunan) 40 kg
3.  Asap Cair A-10 MF 250 -300 ml
4. M3 atau M4 Untuk Pupuk 20 ml atau 20 cc
5. Arang 10 kg
6. Air 10 – 20 ltr
7. Pupuk TSP secukupnya

Alat:

1. Tong Plastik ukuran 180 liter
2. Bisa juga pakai terpal yang tidak bocor
3. Skop
4. Cangkul
5. Parang

Cara Pembuatan Pupuk Organik  Act A-10

Pertama giling atau haluskan arang, kemudian kotoran hewan kering masukkan ke tempat pencampuran tambahkan arang yang telah halus, kemudian cacah daun-daunan sampai halus, aduk samua sampai merata, masukkan asap cair A-10 Mf bersama dengan M3 serta pupuk TSP kedalam ember berisi air dan aduk. Langkah selanjutnya siramkan air yang sudah dicampur tadi dengan Asap Cair A-10 MF dan M3 kedalam adonan sampai merata, kebasahannya kira-kira mencapai 50%, aduk kembali dengan cangkul.

Masukkan kedalam tong plastik lalu tutup biarkan 3 – 5 hari, bisa juga memakai terpal. Setelah 3 atau 5 hari buka dan pisahkan air dan yang kasar, cairannya masukkan kedalam jerigen dan yang kasar keringkan dan siap dipakai atau dikemas 

Tanaman Kuat atau Jangka Panjang

Pemupukan secara organic dengan menggunakan pupuk kompos khusus yang telah dicampur dengan Asap Cair A-10 MF grade 3 merupakan pupuk organic komplek bisa diberikan sbb:
Untuk tanaman muda dilakukan pemupukan secara rutin setiap 2 – 3 bulan sekali sebanyak 5 – 7 kg per tanaman. Sedangkan untuk tanaman yang telah tua (diatas 3 tahun) bisa dilakukan pemupukan kompos organic Act A-10 MF setiap 6 bulan sekali sebanyak 10 – 12 kg pertanaman. Adapun pemberian pupuk di sekitar batang tanaman di daerah perakaran dilakukan sekaligus dengan pekerjaan dangir dan penyiangan.

Tanaman Jangka Pendek




Pemupukan secara organic dengan menggunakan pupuk kompos khusus yang telah dicampur dengan Asap Cair A-10 MF grade 3 merupakan pupuk organic komplek bisa diberikan sbb:
Untuk tanaman muda dilakukan pemupukan secara rutin setiap 1 minggu 1 sekali. Sedangkan untuk tanaman yang telah tua (diatas 1 bulan) bisa dilakukan pemupukan kompos organic Act A-10 MF setiap 4 – 5 hari sekali dengan cara penyemprotan. Adapun pemberian pupuk di sekitar batang tanaman di daerah perakaran dilakukan sekaligus dengan pekerjaan dangir dan penyiangan.

        b.     Pemupukan Konvensional Dipadukan Dengan Asap Cair A-10 MF

>  Tanaman muda
- 1 tahun: Urea 108 kg, TSP 62 kg, KCl 30 kg dan Kieserit 19 kg, Asap Cair A-10 MF 1 Liter
- 2 tahun: Urea 173 kg, TSP 83 kg, KCl 40 kg dan Kieserit 37 kg, Asap Cair A-10 MF 1 Liter
- 3 tahun: Urea 217 kg, TSP 124 kg, KCl 60 kg dan Kieserit 37 kg, Asap Cair A-10 MF 1 Liter
- 4 tahun: Urea 325 kg, TSP 165 kg, KCl 80 kg dan Kieserit 56 kg, Asap Cair A-10 MF 1 Liter

>  Tanaman dewasa
- 5 tahun: Urea 390 kg, TSP 186 kg, KCl 80 kg dan Kieserit 56 kg, Asap Cair A-10 MF 1 Liter
- 6 tahun: Urea 390 kg, TSP 186 kg, KCl 80 kg dan Kieserit 56 kg, Asap Cair A-10 MF 1 Liter
- 7 tahun keatas: Urea 433 kg, TSP 207 kg, KCl 100 kg dan Kieserit 75 kg, ACT A-10 MF 1 Liter


         Catatan : Kieserit diberikan jika ada gejala kekurangan Mg, sedangkan pemberian  Asap Cair10 MF Bisa dilakukan kapan saja dan disesuaikan dengan   keadaan tanaman. Pemupukan dilakukan saat curah hujan terakhir antara  100-300 mm, dilaksanakan dua kali setahun. Cara pemberian pupuk   diberikan secara setempat. 
          Baca juga Tentang Hama Penyakit

Daftar Bacaan Anda : 
> Alat-alat Produksi Asap Cair A-10 MF 
> ASAM SIANIDA & TANI 
> ASAP CAIR A-10 MULTI FUNGSI 
> CV.ACTINDO, 
> HAMA DAN PENYAKIT 
> KOMPONEN ANTIMIKROBA LAIN, 
> Manfaat Asap cair A-10 MF, 
> Modul 
> Peluang Bisnis Asap Cair A-10 MF 
> Pengawet alami 
> Petunjuk Pemakaian Asap Cair A-10 MF,  
> Pupuk Organik

No comments:

Post a Comment