Actindo

Translate

28 August 2021

CV.ACTINDO


  CV.ACTINDO

Industri:  Asap Cair Sebagai Pengawet Alami Tahun 1996

PENGAWET ALAMI UNTUK PRODUK DAN BAHAN PANGAN

1.      KERUSAKAN MIKROBIOLOGI BAHAN PANGAN

Kerusakan mikrobiologi pada pangan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: Tingkat pencemaran mikroba pada pangan, yaitu semakin tinggi tingkat pencemaran mikroba maka pangan akan semakin mudah rusak. Kecepatan pertumbuhan mikroba yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang telah dijelaskan di atas, yaitu aw, pH, kandungan gizi, senyawa antimikroba, suhu, oksigen, dan kelembaban. Proses pengolahan yang telah diterapkan pada pangan, misalnya pencucian, pemanasan, pendinginan, pengeringan, dan lain-lain.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas, maka pangan secara umum dapat dibedakan atas tiga kelompok berdasarkan mudah tidaknya mengalami kerusakan, yaitu:

Pangan yang mudah rusak, terutama pangan yang berasal dari hewan seperti daging sapi, daging ayam, ikan, susu, dan telur.
• Pangan yang agak mudah rusak seperti sayuran dan buah-buahan, roti, dan kue-kue.
• Pangan yang awet, terutama pangan yang telah dikeringkan seperti bijibijian
dan kacang-kacangan kering, gula, dan lain-lain.

Pangan yang mengalami kerusakan akan mengalami perubahanperubahan seperti perubahan warna, bau, rasa, tekstur, kekentalan, dan lain-lain. Perubahan-perubahan tersebut mungkin disebabkan oleh benturan fisik, reaksi kimia, atau aktivitas organisme seperti tikus, parasit, serangga, mikroba, dan lain-lain. Berikut ini dijelaskan tanda-tanda kerusakan, terutama kerusakan


Kerusakan sayuran dan buah-buahan sering terjadi akibat benturan fisik, kehilangan air (layu), serangan serangga, dan serangan mikroba, terutama pada sayur-sayuran yang mudah rusak seperti kubis, tomat, wortel, dan lain-lain. Tanda-tanda kerusakan mikrobiologi pada sayuran dan buah-buahan misalnya:
(1). Busuk air pada sayuran yang disebabkan oleh pertumbuhan beberapa bakteri, ditandai dengan tekstur yang lunak (berair), (2). Perubahan warna yang disebabkan oleh pertumbuhan kapang yang membentuk spora berwarna hitam, hijau, abu-abu, biru-hijau, merah jambu, dan lain-lain. (3). Bau alkohol, rasa asam, dan pembekuan gas yang disebabkan oleh pertumbuhan kamir atau bakteri asam laktat, misalnya pada sari buah.

Daging mudah sekali mengalami kerusakan mikrobiologi karena kandungan gizi dan kadar airnya yang tinggi, serta banyak mengandung vitamin dan mineral. Kerusakan pada daging ditandai dengan perubahan bau dan timbulnya lendir yang biasanya terjadi jika jumlah mikroba menjadi jutaan atau ratusan juta (106 - 108) sel atau lebih per 1 cm2 luas permukaan daging. Kerusakan
mikrobiologi pada daging terutama disebabkan oleh pertumbuhan bakteri pembusuk dengan tanda-tanda sebagai berikut:
• Pembentukan lendir.
• Perubahan warna.
• Perubahan bau menjadi busuk karena pemecahan protein dan terbentuknya senyawa-senyawa      berbau busuk seperti amonia, H2S, dan senyawa lain-lain.
• Perubahan rasa menjadi asam karena pertumbuhan bakteri pembentuk asam.
• Ketengikan yang disebabkan pemecahan atau oksidasi lemak daging.
Pada daging yang telah dikeringkan sehingga nilai awnya rendah, misalnya daging asap atau dendeng, kerusakan terutama disebabkan oleh pertumbuhan kapang pada permukaan. Pada daging yang dikalengkan, kerusakan dapat disebabkan oleh bakteri pembentuk spora yang kadang-kadang membentuk gas sehingga kaleng menjadi kembung.

Kerusakan pada ikan dan produk-produk ikan terutama disebabkan oleh pertumbuhan bakteri pembusuk. Tanda-tanda kerusakan yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri pada ikan yang belum diolah adalah:
• Pembentukan lendir pada permukaan ikan.
• Bau busuk karena terbentuknya amonia, H2S dan senyawa-senyawa berbau busuk lainnya.

Perubakan bau busuk (anyir) ini lebih cepat terjadi padaikan laut dibandingkan dengan ikan air tawar.
• Perubahan warna, yaitu warna kulit dan daging ikan menjadi kusam atau pucat.
• Perubahan tekstur, yaitu daging ikan akan berkurang kekenyalannya.
• Ketengikan karena terjadi pemecahan dan oksidasi lemak ikan. Pada ikan asin yang telah diolah dengan pengeringan dan penggaraman sehingga aw ikan menjadi rendah, kerusakan disebabkan oleh pertumbuhan kapang. Pada ikan asin dan ikan peda yang mengandung garam sangat tinggi (sekitar 20%), kerusakan dapat disebabkan atau bakteri yang tahan garam yang disebut bakteri halofilik.

Susu merupakan salah satu bahan pangan yang sangat mudah rusak, karena merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Tanda-tanda kerusakan mikrobiologi pada susu adalah sebagai berikut:
• Perubahan rasa menjadi asam, disebabkan oleh pertumbuhan bakteri pembentuk asam, terutama bakteri asam laktat dan bakteri koli.
• Penggumpalan susu, disebabkan oleh pemecahan protein susu oleh bakteri pemecah protein. Pemecahan protein sedapat mungkin disertai oleh terbentuknya asam atau tanpa asam.
• Pembentukan lendir, disebabkan oleh pertumbuhan bakteri pembentuk lendir.
• Pembentukan gas, disebabkan oleh pertumbuhan dua kelompok mikroba, yaitu bakteri yang membentuk gas H2 (hidrogen) dan CO2 (karbon dioksida) seperti bakteri koli dan bakteri pembentuk spora, dan bakteri yang hanya membentuk CO2 seperti asam laktat tertentu dan kamir.
• Ketengikan, disebabkan pemecahan lemak oleh baktei tertentu.
• Bau busuk, disebabkan oleh pertumbuhan bakteri pemecah protein menjadi senyawa-senyawa berbau busuk. Telur meskipun masih utuh dapat mengalami kerusakan, baik kerusakan fisik maupun kerusakan yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroba. Mikroba dapat masuk ke dalam telur melalui pori-pori yang terdapat pada kulit telur, baik melalui air, udara, maupun kotoran ayam.

Telur yang telah dipecah akan mengalami kontak langsung dengan lingkungan, sehingga lebih mudah rusakdibandingkan dengan telur yang masih utuh. Tanda-tanda kerusakan yang sering terjadi pada telur adalah sebagai berikut:
• Perubahan fisik, yaitu penurunan berat, pembesaran kantung udara di dalam telur, pengenceran putih dan kuning telur.
• Timbulnya bau busuk karena pertumbuhan bakteri pembusuk.
• Timbulnya bintik-bintik berwarna karena pertumbuhan bakteri pembentuk warna, yaitu bintik-bintik hijau, hitam, dan merah.
• Bulukan, disebabkan oleh pertumbuhan kapang perusak telur.

Pencucian telur dengan air tidak menjamin telur menjadi lebih awet, karena jika air pencuci yang digunakan tidak bersih dan tercemar oleh bakteri, maka akan memper cepat terjadinya kebusukan pada telur. Oleh karena itu dianjurkan untuk mencuci telur yang tercemar oleh kotoran ayam menggunakan air bersih yang hangat.

Kandungan utama pada biji-bijian (serealia dan kacang-kacangan) serta umbi-umbian adalah karbohidrat, oleh karena itu kerusakan pada biji-bijian dan umbi-umbian sering disebabkan oleh pertumbuhan kapang yaitu bulukan.

Biji-bijian dan umbi-umbian umumnya diawetkan dengan cara pengeringan, tetapi jika proses pengeringannya kurang baik sehingga aw bahan kurang rendah, maka sering tumbuh berbagai kapang perusak pangan.

1.      KARAKTERISTIK BAKTERI PATOGEN DAN PERUSAK MAKANAN

2.1. Escherichia coli

E. coli merupakan bakteri gram negative yang berbentuk batang, termasuk dalam famili
Enterobactericeae. E. coli disebut juga koliform fekal karena ditemukan dalam saluran usus hewan dan manusia. Bakteri ini sering digunakan sebagai indicator kontaminasi kotoran. Kisaran suhu pertumbuhan E. coli adalah antara 10-40°C dengan suhu optimum 37°C. Kisaran pH antara 4-9 dengan nilai pH optimum untuk pertumbuhan adalah 7,0-7,5 dan nilai aw minimum untuk pertumbuhan adalah 0,96. Bakteri ini sangat sensitif terhadap panas sehingga inaktif pada suhu pasteurisasi.
Selain itu E. coli tumbuh baik dalam medium yang sederhana dan stabil serta mengandung glukosa, ammonium sulfat dan sedikit garam mineral.
2.2. Salmonella typhimurium

Bakteri ini termasuk dalam famili Enterobacteriaceae, merupakan bakteri Gram negatif yang berbentuk batang. Salmonella sp. tidak membentuk spora, bersifat aerobik atau anaerobik fakultatif, motil dengan flagella peritrikat.
 S. typhimurium dapat tumbuh pada suhu antara 5-47°C, dengan suhu optimum 35-37°C. Nilai pH optimum untuk pertumbuhannya berkisar 6,5- 7,5. Sedangkan aw optimum untuk pertumbuhannya adalah 0,945-0,999. Makanan-makanan yang sering terkontaminasi oleh S. typhimurium adalah telur dan hasil olahan, ikan dan hasil olahannya, daging ayam, daging sapi, susu dan hasil olahannya. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit tipus pada manusia.

2.3. Staphylococcus aureus

S. aureus merupakan bakteri Gram positif, berbentuk kokus dan termasuk famili Microccaceae. Bakteri ini tumbuh secara anaerobic fakultatif dengan membentuk kumpulan sel-sel seperti buah anggur.

Beberapa galur membentuk pigmen kuning kemasan dan tidak larut air. Sifat koagulase positif dari galur bakteri ini dapat memproduksi bermacam-macam toksin sehingga mempunyai potensi patogenik tinggi dan dapat menyebabkan keracunan makanan.

S. aureus membutuhkan aw minimal 0,86 untuk pertumbuhannya, dengan aw optimum 0,990-0,995. Sedangkan suhu optimum pertumbuhannya adalah 35°C - 38°C. Bakteri ini sering terdapat pad pori-pori dan permukaan kulit kelenjar dan saluran usus serta dapat menyebabkan intoksikasi dan infeksi seperti bisul, pneumonia, mastitis pada hewan dan manusia.

2.4. Bacillus cereus

B. cereus merupakan pigmen pathogen pembentuk spora, berbentuk batang, berukuran 1,0-1,2 mikrob dengan panjang 3,0-5,0 mikrob, bersifat anaerobic fakultatif.

B. cereus memproduksi spora tahan panas dan radiasi, dan tetap aktif setelah pemanasan selama 4 jam pada suhu 135° C. Umumnya makanan terkontaminasi oleh B. cereus setelah pendinginan yang lambat, pada makanan yang telah dimasak dalam waktu yang lama, dan pada waktu dan suhu yang kondusif untuk pertumbuhan substansial.

2.5. Pseudomonas fluorescens

Pseudomonas merupakan salah satu jenis bakteri Gram negatif yang berbentuk batang lurus atau kokus pada umumnya memproduksi pigmen yang larut air. Sebagian besar bakteri ini bersifat aerob obligat dan oksidase positif. Spesies Pseudomonas banyak ditemukan dalam air dan tanah sering menyebabkan kebusukan pada makanan. Bakteri ini umumnya bersifat mesofil dengan suhu optimum pertumbuhna 37°C (P. aeruginosa dan P. fluorescens) dan tidak tahan terhadap panas (mati pada suhu lebih dari 43°C). Bakteri ini juga bersifat tidak tahan CO2 dan keadaan kering, namun pada aw 0,970-0,998 dapat tumbuh dengan baik.

3.  PENGAWET ALAMI UNTUK PANGAN

3.1. SENYAWA PENGAWET ATAU ANTIMIKROBA ALAMI

Senyawa antimikroba didefinisikan sebagai senyawa biologis atau kimia yang dapat menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroba. Senyawa antimikroba adalah jenis bahan tambahan pangan yang digunakan untuk tujuan mencegah kebusukan atau keracunan oleh mikroorganisme pada bahan pangan.Beberapa jenis senyawa yang mempunyai aktivitas antimikroba adalah sodium benzoate, senyawa fenol, asam-asam organic, asam lemak rantai medium dan esternya, sorbet, culfur dioksida dan sulfite, nitrit, senyawa kalogen dan surfaktan, dimetil dikarbonat dan dietil bikarbonat, antimikroba alami baik dari produk alami baik dari produk hewani, tanaman maupun mikroorganisme, misalnya bakteriosin.

Komponen pengawet atau antimikroba adalah suatu komponen yang bersifat dapat menghambat pertumbuhan bakteri atau kapang (bakteristatik atau fungistatik) atau membunuh bakteri atau kapang (bakterisidal atau fungisidal). Zat aktif yang terkandung dalam berbagai jenis ekstrak tumbuhan diketahui dapat menghambat beberapa mikroba patogen maupun perusak makanan. Zat aktif tersebut dapat berasal dari bagian tumbuhan seperti biji, buah, rimpang, batang, daun, dan umbi.

Sebagai contoh misalnya biji picung mengandung senyawa antioksidan dan golongan flavonoid. Senyawa antioksidan yang berfungsi sebagai antikanker dalam biji picung antara lain : vitamin C, ion besi, dan B karoten. Sedangkan golongan flavonoid biji picung yang memiliki aktivitas antibakteri yakni asam sianida, asam hidnokarpat, asamkhaulmograt, asam gorlat dan tanin. Khusus senyawa asam sianida dan tanin, kedua senyawa inilah yang mampu memberikan efek pengawetan terhadap ikan.

Asam sianida biji picung ini sangat beracun. Proses pengawetan jangan dilakukan dihadapan ayam atau binatang ternak lain. Sebab bila asam sianida ini terhirup langsung hewan ternak bisa mengakibatkan kematian. Meskipun asam sianida biji picung sangat beracun, tetapi mudah dihilangkan karena sifatnya mudah larut dan menguap pada suhu 26 derajat C, sehingga aman sebagai pengawet ikan. Beberapa komponen yang terkandung dalam pengawet alami antara lain

Daftar Bacaan Anda :
> Alat-alat Produksi Asap Cair A-10 MF  
> ASAM SIANIDA & TANI  
> ASAP CAIR A-10 MULTI FUNGSI  
> CV.ACTINDO,  
> HAMA DAN PENYAKIT  
> KOMPONEN ANTIMIKROBA LAIN,  
> Manfaat Asap cair A-10 MF,  
> Modul  
> Peluang Bisnis Asap Cair A-10 MF  
> Pengawet alami  
> Petunjuk Pemakaian Asap Cair A-10 MF,   
> Pupuk Organik

No comments:

Post a Comment