Actindo

Translate

27 August 2021

ATASI HAMA DAN PENYAKIT DENGAN ASAP CAIR A-10 MF

 3. HAMA DAN PENYAKIT

3.1. Hama

1)  Ulat :

Ulat yang menyerang daun atau ranting muda adalah:



1) Ulat jeungkal (Boarmia bhurmitra, Antitrygoides divisaria, Hyposidra talaca) dikendalikan dengan insektisida Thiodan 35 EC + Act A-10 Mf grade 3;
2) Ulat sinanangkeup (Paralebeda plagifera) dikendalikan dengan Dedevap 650 EC + Act A-10 Mf grade 3;
(3) Ulat bugrug (Metanastria hirtaca) dikendalikan dengan Lebaycid 550 EC + Act A-10 Mf grade 3;
4) Ulat badori (Attacus atlas), dikendalikan dengan Baythroid 50 EC + Act A-10 Mf grade 3;
5) Ulatkaliki (Samia cyntia) dikendalikan dengan Bayrusil 250 EC + Act A-10 Mf grade 3;
6) Ulat kenari (Cricula trifenestrata) dikendalikan dengan Karphos 25 EC + Act A-10 Mf grade 3;
7) Ulat bajra (Setora nitens) dikendalikan dengan Lannate L + Act A-10 Mf grd 3;
8) Ulat kantong (Clania variegata) dikendalikan dengan Decis 2,5 EC, Thuricide, Ripcord 5 EC + Act A-10 Mf grade 3;
9) Ulat merang (Euproctis flexuosa) dikendalikan dengan Lannate 25 WP + Act A-10 Mf grade 3;


     Pengendalian mekanis:

 Dilakukan dengan mengumpulkan telur, kupu serta telur-telurnya, kemudian  dimusnahkan dengan cara dikubur atau dibakar.

 2) Penggerak cabang merah (Zeuzera coffeae)

    Gejala:
 Menyerang cabang dan ranting hingga layu dan mudah patah. Pada ranting patah ada  lubang gerekan.

    Pengendalian:
    

 Memangkas cabang atau ranting yang terserang.

 3) Penggerek pangkal batang (Phasus damor)

    Gejala:

Kerusakan pada leher akar, daun kuning atau kemerahan, layu, kering,
rontok dan tanaman mati.

   Pengendalian:
Menanam bibit yang sehat dan insektisida.

 4) Penggerek cabang (Xyleberus. Sp)

   Gejala:

Pada ranting, cabang atau batang terlihat adanya tahi gergaji yang halus. Hama ini berasosiasi dengan jamur ambrosia.

   Pengendalian:

Menyemprot larutan fungisida sistemik dan insektisida Gusadrin 150 ESC, Benlate 50 W).

  5) Penggerek pucuk (Alcalides cinchonae)

   Gejala:

Bekas serangan menyebabkan pucuk berwarna coklat dan mati.
Pengendalian:
penyemprotan dengan insektisida Gusadrin 150 ESC, Benlate 50 WP.

 6) Kutu putih (Pseudaulacaspis pentagona)

    Gejala:

Menyerang ranting dan mengisap cairan selnya, ranting menjadi berwarna putih dan dihuni oleh hewan kecil lonjong. Hama ini tidak menimbulkan kerugian dan serangan akan hilang dengan datangnya musim hujan.

 7) Helopeltis (Helopeltis theivora, H. antonii)

    Gejala:

Daun dan pucuk yang terserang menjadi salah bentuk. Pada serangan berat tanaman mati dan dari jauh bagian daun kebun kina kelihatan warna kehitam-hitaman.

   Pengendalian:

Dengan penyemprotan insektisida Lannate L, Lannate 25 WP, Lebaycid 550 WP.

 3.2. Penyakit

    1)    Kanker batang

    Penyebab:

Jamur Phytophthora Sp. Terdapat tiga spesies jamur kanker batang yaitu:
1) P. cinnamomi penyebab kanker garis, serangannya di Indonesia sangat luas.
2) P. parasitica penyebab kanker gelang, serangannya relatif sedikit.
3) P. citricola hanya menyerang tunas-tunas kina muda, serangannya juga terbatas. Kanker garis membentuk jalur sempit yang mengendap pada kulit batang.

    Gejala:

Berbeda-beda tergantung umur dan klon. Kanker gelang membentuk warna karat pada permukaan kulit batang. Jika kulit luar dikupas tanpak bahwa kulit bagian dalam membusuk. Pembusukan ini berkembang melingkari batang yang dapat menyebabkan tanaman mati.

       Pengendalian:

Kulit yang sakit dikorek, jaringan busuk dipotong sampai ke bagian sehat dan dilumasi Antimucin WBR 0,5% dan Difolatan 4F 3%. Setelah obat mengering luka ditutupi dengan petrolatum 2295 A, Shell Tapflux atau Shell Otina Compound. Permukaan kayu yang terbuka ditutup ter untuk mencegah masuknya kumbang penggerek.

 2) Penyakit jamur upas (Upasia salmonicolor)

       Gejala:

Sebelum mengering daun-daun dari cabang yang sakit berwarna kuning kemerahan. Pada batang atau cabang terdapat benang-benang jamur yang belum masuk ke dalam kulit, dan mirip dengan sarang laba-laba.

       Pengendalian:

Menyemprotkan bubur Bordeaux. Dapat juga dilakukan pelumasan dengan bubur bordeaux pekat, Perenox 3%, Calixin Ready mix atau Calixin RM (tridemorf) dengan menggunakan kuas. Atau atasi dengan Asap Cair A-10 MF

 4) Penyakit mopog (Rhizoctonia solani)

       Gejala:

Di bedengan-bedengan pesemaian terdapat kelompok-kelompok semai yang mati seperti tersiram air panas.

       Pengendalian:

Dengan mengurangi kelembaban persemaian, menyemprotkan fungisida pada tanah bedengan berupa Brassicol sebanyak 30 g/m 2 dan mengurangi penyiraman. Persemaian dapat disemprot dengan Dithane M- 45 atau Brestan 0,05%.

 3.3. Gulma

Gulma di areal tanam terdiri atas golongan rumput-rumputan seperti lempuyangan (Panicum repens) dan paparean (Phalaris arundinaceae); golongan berdaun lebar seperti sintrong (Crassocephalum crepidioides) dan
babadotan (Ageratum conyzoides).

       Pengendalian:

Dengan memperbaiki kultur teknis, menyiangi/mencabut, menggunakan tanaman penutup tanah lebum dan dengan herbisida pra tumbuh dan purna tumbuh.

 3.4. Pengendalian hama/penyakit secara organic

Dalam pertanian organik yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya melainkan dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan biasanya dilakukan secara terpadu sejak awal pertanaman untuk menghindari serangan hama dan penyakit tersebut yang dikenal dengan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang komponennya adalah sbb:
1) Mengusahakan pertumbuhan tanaman yang sehat
2) Memanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alami
3) Menggunakan varietas-varietas unggul yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
4) Menggunakan pengendalian fisik/mekanik yaitu dengan tenaga manusia.
5) Menggunakan teknik-teknik budidaya yang baik misalnya budidaya tumpang sari dengan pemilihan tanaman yang saling menunjang, sertarotasi tanaman pada setiap masa tanamnya untuk memutuskan siklus penyebaran hama dan penyakit potensial.
6) Penggunaan pestisida, insektisida, herbisida alami yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan residu toksik baik pada bahan tanaman yang dipanen ma maupun pada tanah. Disamping itu penggunaan bahan ini
hanya dalam keadaan darurat berdasarkan aras kerusakan ekonomi yang diperoleh dari hasil pengamatan. 
Beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati dan digunakan dalam pengendalian hama antara lain adalah:
1) Tembakau (Nicotiana tabacum) yang mengandung nikotin untuk insektisida kontak sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk serangga kecil misalnya Aphids.
2) Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yang mengandung piretrin yang dapat digunakan sebagai insektisida sistemik yang menyerang urat syaraf pusat yang aplikasinya dengan semprotan. Aplikasi pada serangga seperti lalat rumah, nyamuk, kutu, hama gudang, dan lalat buah.
3) Tuba (Derris elliptica dan Derris malaccensis) yang mengandung rotenone untuk insektisida kontak yang diformulasikan dalam bentuk hembusan dan semprotan.
4) Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yang mengandung azadirachtin yang bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada serangga penghisap seperti wereng dan serangga pengunyah seperti hama penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis ). Bahan ini juga efektif untuk menanggulangi serangan virus RSV, GSV dan Tungro.
5) Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yang bijinya mengandung rotenoid yaitu pakhirizida yang dapat digunakan sebagai insektisida dan larvasida.
6) Jeringau (Acoruscalamus) yang rimpangnya mengandung komponen utama asaron dan biasanya digunakan untuk racun serangga dan pembasmi cendawan, serta hama gudang Callosobrocus.
7) Asap Cair A-10 Mf dapat mengatasi semuanya dan muddah.

 4. PANEN

 4.1. Ciri dan Umur Panen

Hasil tanaman yang biasa diambil hasilnya adalah buah atau batang yang sudah matang, dahan, cabang dan ranting.

 4.2. Cara Panen

 1)      Cara penebangan/ petik

Tanaman kina ditebang / dipetil dengan hati-hati, yang baik pada awal musim penghujan, hindari terik matahari.

 2)      Cara penjarangan

Dilakukan dengan cabutan untuk memanen secara bertahap dalam persentase yang telah direncanakan. Pemilihantanaman yang akan dibongkar tergantung persentase panenan setiap periode. Apabila tanaman akan dibongkar adalah 10%, maka dari 10 tanaman diambil 1 tanaman secara rata-rata.


No comments:

Post a Comment