Actindo

Translate

27 August 2021

PEMBUATAN ASAP CAIR DARI BAHAN ORGANIK SEBAGAI BAHAN PENGAWET MAKANAN

MODUL :

PEMBUATAN ASAP CAIR DARI BAHAN ORGANIK SEBAGAI BAHANPENGAWET MAKANAN



 




I. DESKRIPSI SINGKAT

Saat ini isu lingkungan sudah menjadi isu nasional bahkan
internasional, dan hal-hal terkait lingkungan seperti
energy alternatif, dan prinsip 3R (Reuse, Recycle,
Reduce) sudah menjadi keharusan. Diantara banyak isu
terkait lingkungan diantaranya ada 2 (dua) isu yang berkembang saat ini yaitu bahan kimia/pengawet makanan yang harus dihindari karena merugikan kesehatan seperti formalin, borax, dll. Selain itu isu yang lainnya adalah pencemaran lingkungan diantaranya limbah sampingan berupa asap dari pembuatan arang tempurung kelapa dan atau olahan bahan organik lainnya seperti sawit, dll.




Ternyata seiring perkembangan jaman saat ini berkembang
teknologi pembuatan liquid smoke/asap cair dimulai dari bahan
baku tempurung yang sudah tua dimasukkan ke sebuah tungku
khusus. Setelah pembakaran sekitar 8 jam dihasilkan asap cair
pertama. 

Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, asap cair
pertama selanjutnya disuling lagi hingga warnanya menjadi jernih.
Produk asap cair ini telah dibuktikan mampu mengawetkan berbagai makanan seperti ikan, daging, mie dan mampu bertahan hingga 2 bulan. 
Penggunaannya pun sangat mudah yakni dengan mencampurkan asap cair dengan air untuk merendam makanan. Sejak isu penggunaan pengawet formalin mencuat, permintaan asap cair  meningkat 400 persen.

Modul yang berjudul “Pembuatan bahan pengawet makanan
alternatif menggunakan asap cair dari bahan organik” sebenarnya ini dirancang  bagi para tenaga kesehatan ataupun lainnya untuk dapat mengetahui teknologi liquid smoke sehingga dapat diterapkan di daerahnya dan dapat memberikan kontribusi dan pembelajaran kepada masyarakat tentang bagaimana mencari alternatif lain pengawet makanan yang ramah lingkungan sekaligus mengelola limbah tempurung kelapa dan atau hasil sampingan limbah organik lainnya.
Materi modul ini terdiri dari 5 pokok bahasan yaitu: pengertian,
prinsip pembuatan asap cair, langkah-langkah pembuatan asap cair dan asap cair sebagai bahan pengawet makanan.

1. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti materi pelatihan ini peserta latih mengerti dan mampu mempraktikkan pembuatan asap cair dari bahan organik sebagai bahan pengawet makanan.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu:
a. Menjelaskan pengertian asap cair
b. Menjelaskan prinsip pembuatan asap cair
c. Menjelaskan langkah-langkah pembuatan asap cair
d. Mempraktikkan pembuatan asap cair
e. Menggunakan asap cair sebagai bahan pengawet makanan

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN

Pokok Bahasan pembuatan asap cair dari bahan organik dalam
modul ini dibagi menjadi 4 (empat) sub pokok bahasan sebagai
berikut:
1. Pengertian
2. Prinsip pembuatan asap cair
3. Langkah-langkah pembuatan asap cair
4. Asap cair sebagai bahan pengawet makanan

IV. BAHAN BELAJAR

1. Kepmenkes no. 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi
Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
2. Power point materi Pembuatan Asap Cair
3. Alat peraga Pembuatan Asap Cair
4. Modul Pembuatan Asap Cair
5. Alat dan bahan praktik

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN


Pokok bahasan dan masing-masing sub pokok bahasannya akan
diuraikan secara runtut oleh narasumber kepada peserta pelatihan.
Di lain pihak peserta latih akan mendengar, mencatat dan
mengikuti arahan dan petunjuk narasumber. Proses pembelajaran ini akan dikemukakan sesuai langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah 1

1. Kegiatan Narasumber
a. Kegiatan bina situasi kelas
- Memperkenalkan diri
- Menyampaikan ruang lingkup bahasan
b. Menanyakan dan menggali pendapat peserta latih tentang
pengertian mereka mengenai asap cair
2. Kegiatan Peserta
a. Mempersiapkan diri dan alat tulis menulis yang diperlukan
b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan
narasumber/fasilitator
c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting

Langkah 2

1. Kegiatan Narasumber
a. Penyampaian materi sub pokok bahasan–1 dan 3 tentang
pengertian dan pembuatan asap cair
b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan
hal-hal yang kurang jelas
c. Menjawab pertanyaan yang diajukan peserta
2. Kegiatan Peserta
a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber sesuai
dengan kesempatan yang diberikan
b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan
narasumber
c. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang
penting

Langkah 3

1. Kegiatan Narasumber
a. Menjelaskan materi sub pokok bahasan 3, dan 4 (Langkah-
langkah pembuatan asap cair dan pemanfaatan asap cair)
b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan
hal-hal yang kurang jelas
2. Kegiatan Peserta
a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber sesuai
dengan kesempatan yang diberikan
b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan nara
sumber
c. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang
penting

Langkah 4

1. Kegiatan Narasumber
a. Meminta kelas untuk membentuk 3 kelompok, yaitu
kelompok I, kelompok II dan kelompok III, serta memilih
ketua, sekretaris dan penyaji.
b. Meminta masing-masing kelompok untuk merencanakan
pembuatan instalasi pembuatan asap cair dan membuat
miniatur instalasi pembuatan asap cair sederhana
c. Memberikan bimbingan tentang jalannya proses praktikum
2. Kegiatan Peserta
a. Membentuk kelompok diskusi, memilih ketua, sekretaris dan
penyaji serta melakukan diskusi sesuai dengan bimbingan
nara sumber.
b. Diskusi merencanakan pembuatan instalasi pembuatan asap
cair berikut pemeliharaan dan pemanfataannya
c. Menyusun hasil-hasil diskusi dalam satu laporan
d. Mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting

Langkah 5

1. Kegiatan Narasumber
a. Meminta masing masing kelompok (kelompok I, kelompok II
dan kelompok III), mempresentasikan hasil-hasil praktek
kelompoknya didepan kelas
b. Memberikan masukan tentang masalah-masalah yang
timbul seputar proses praktikum serta mengarahkannya
sesuai dengan tujuan pembelajaran
c. Merangkum hasil-hasil diskusi pada tahapan-tahapan
tertentu sehingga hasil-hasil diskusi lebih fokus.
2. Kegiatan peserta
a. Mengikuti acara penyajian/presentasi masing-masing
kelompok
b. Berpartisipasi aktif dan bertanya, mengemukakan
pendapat/saran yang berguna bagi proses pembelajaran
c. Mendengar, mencatat dan bertanya tentang hal-hal yang
kurang jelas
d. Mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting.


Langkah 6 

Penutup
1. Kegiatan Narasumber
a. Meminta peserta menanyakan hal-hal yang kurang jelas
sebelum menutup acara pembelajaran
b. Meminta peserta untuk memberi komentar tentang proses
belajar
c. Memberikan jawaban atas pertanyaan peserta ( kalau ada )
d. Tutup acara pemberian sesi dengan ucapan penghargaan
atas perhatian peserta selama pembelajaran, serta
permohonan maaf jika terdapat sesuatu yang tidak
berkenan.
2. Kegiatan peserta
a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber sesuai
dengan kesempatan yang diberikan
b. Memberikan komentar tertulis tentang jalannya penyampaian
materi oleh narasumber dalam selembar kertas

VI. URAIAN MATERI

1. PENGERTIAN

Asap cair merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya.
Pengertian umum liquid smoke (asap cair) merupakan suatu
hasil destilasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran
tidak langsung maupun langsung dari bahan yang banyak
mengandung karbon dan senyawa-senyawa lain. Bahan baku
yang banyak digunakan untuk membuat asap cair adalah kayu,
bongkol kelapa sawit, ampas hasil penggergajian kayu, dan lain-
lain. Asap cair bisa juga berarti hasil pendinginan dan pencairan
asap dari potongan-potongan kayu yang dibakar dalam tabung
tertutup. Asap yang semula partikel padat didinginkan dan
kemudian menjadi cair itu disebut dengan nama asap cair.
Menurut Wikipedia bahasa Inggris, asap cair terdiri atas
pembakaran terkontrol dari potongan-potongan kayu atau
serbuk gergaji sehingga menghasilkan asap yang mengembun
menjadi cairan dan memerangkap asap yang belum mencair di
dalam larutan atau cairan tersebut. Bentuk atau zat ini dapat
terbentuk melalui banyak metode untuk menghasilkan asap cair dalam cakupan yang luas.
Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa asap
cair adalah hasil destilasi atau pengembunan dari uap hasil
pembakaran langsung ataupun tidak langsung dari bahan–bahan yang mengandung karbon.

2. PRINSIP PEMBUATAN ASAP CAIR

Pembuatan asap cair menggunakan metode pirolisis yaitu
peruraian dengan bantuan panas tanpa adanya oksigen atau
dengan jumlah oksigen yang terbatas. Biasanya terdapat tiga

produk dalam proses pirolisis yakni: gas, pyrolisis oil, dan arang,
yang mana proporsinya tergantung dari metode pirolisis,
karakteristik biomassa dan parameter reaksi.
Terdapat beberapa cara memanfaatkan energi yang tersimpan
dalam biomassa melalui pirolisis. Pembakaran langsung adalah
cara yang paling tua digunakan. Biomassa yang dibakar dapat
langsung menghasilkan panas tetapi cara ini hanya mempunyai
efisiensi sekitar 10%.
Cara lain adalah dengan mengubah biomassa menjadi cairan.
Cara ini digunakan karena keuntungannya berupa kemudahan
penyimpanan, pengangkutan, serta pembakaran. Cairan yang
dihasilkan dari pengolahan biomassa dapat berupa crude bio-oil.
Berikut skema konsep pirolisis



3. LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN ASAP CAIR

a. PERALATAN
Peralatan yang digunakan untuk membangun sebuah instalasi
pembuatan asap cair dapat dirakit sendiri tentunya dengan

standar tertentu seperti kekedapan, kekuatan dan kemanan
dalam pengoperasiannya, dengan diagram sebagai berikut:




Peralatan dan bahan yang diperlukan:
1. Wadah Pengarangan, ruang pembakaran, penampung
tar/asap cair, destilator dapat dibuat dari stainless steel
atau drum besi yang dimodifikasi seperti gambar diatas.
2. Pipa besi yang dimodifikasi yang dibentuk seperti gambar
diatas
3. Alat pemanas dapat berupa blower dan atau dapat
menggunakan sekam/arang
4. Pipa PVC (jumlah dan ukuran disesuaikan)
5. Pompa air
6. Tangki air dan penyangganya

b. PROSES PEMBUATAN ASAP CAIR

Bahan baku untuk pembuatan asap cair bisa apapun yang
termasuk bahan organik yang mempunyai selulosa, tetap saat ini yang lazim digunakan sebagai bahan baku untuk asap cair adalah kayu, tempurung kelapa karena pohon kelapa terdapat dimana-mana dan penggunaan tempurung kelapa sangat luas di masyarakat seperti kayu, kopra, arang, dan olahan  lainnya. 
Oleh karena itu untuk proses pembuatan asap cair menggunakan contoh sisa potongan-potongan kayu gergajian yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Sebelum dimasukkan ke reaktor pirolisis, terlebih dahulu
potongan-potongan kayu itu dibersihkan dari kotoran yang tertinggal. Kemudian potongan-potongan kayu tersebut dipotong lagi menjadi beberapa bagian agar luas permukaan pembakaran menjadi lebih luas sehingga proses dapat berjalan lebih cepat.
2) Selanjutnya dilakukan pengeringan dengan cara, Penjemuran (di angin-anginkan), untuk mengurangi kadar air pada potongan-potongan kayu.
3) Kemudian dilanjutkan dengan metode Pirolisis, memakai alat karaya kami sendiri yaitu ACT DESTILAT PIROLISIS 1 & 2 yang
merupakan proses reaksi penguraian senyawa-senyawa penyusun kayu keras menjadi beberapa senyawa organik melalui reaksi pembakaran kering pembakaran tanpa oksigen. Reaksi ini berlangsung pada reaktor pirolisator yang bekerja pada temperatur 300-650oC selama 8 jam pembakaran.
4) Asap hasil pembakaran dikondensasi dengan kondensor
yang berupa koil melingkar. Hasil dari proses alat act destilat pirolisis  ini diperoleh produk yaitu asap cair, grade 1, grade 2, grade 3, tar, dan arang.
Kondensasi dilakukan dengan koil melingkar yang dipasang dalam bak pendingin. Air pendingin dapat berasal dari air hujan yang ditampung dalam bak penampungan, air sumur, air sungai maupun PDAM.
5) Dengan Alat Act Destilat Pirolisis ini tidak perlu lagi melakukan Proses Pemurnian Asap Cair untuk mendapatkan asap cair yang tidak mengandung bahan berbahaya sehingga aman bagi bahan pengawet makanan. Karna Asap cair yang diperoleh dari kondensasi asap pada proses act destilat pirolisis ini sudah langsung bersih cukup dengan disaring saja dengan kain kasa yang lembut.
6) Dengan Alat Act Destilat Pirolisis 1 & 2 ini tidak perlu lagi melakukan destilasi ulang, sebagaimana produksi asap cair dengan alat atau cara yang lain. Biasanya kalau dengan memakai alat yang lain  asap cair diambil dan dimasukkan ke dalam alat destilasi lagi. Suhu destilasi sekitar 150oC, hasil destilat ditampung. Destilat ini masih belum bisa digunakan sebagai pengawet makanan karena ada lagi proses lain yang harus dilewati.
7) Proses Filtrasi Destilat dengan Zeolit Aktif ditujukan untuk mendapatkan zat aktif yang benar-benar aman dari zat berbahaya.
Caranya, zat destilat asap cair dialirkan ke dalam kolom zeolit aktif dan diperoleh filtrat asap cair yang aman dari bahan berbahaya dan bisa dipakai untuk pengawet makanan non karsinogenik. Tetapi dengan Act Destilat Pirolisis 1 & 2 tidak perlu lagi melakukan proses ulang, langsung bisa di pakai sebagai pengawet makanan.
8) Proses Filtrasi Filtrat Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif Proses filtrasi filtrat zeolit aktif dengan karbon aktif dimaksudkan untuk mendapatkan filtrat asap cair dengan bau asap yang ringan dan tidak menyengat. Caranya, filtrat dari filtrasi zeolit aktif itu dialirkan ke dalam kolom yang berisi karbon aktif sehingga filtrat yang diperoleh berupa asap cair dengan bau asap ringan dan tak menyengat. Maka sempurnalah asap cair sebagai baha pengawet makanan yang aman, efektif dan alami.
4. Asap cair sebagai bahan Pengawet Makanan
Pengawet makanan termasuk dalam kelompok zat tambahan
makanan yang bersifat inert secara farmakologik (efektif dalam
jumlah kecil dan tidak toksis). Pemakaian pengawet sangat luas.
Hampir seluruh industri mempergunakannya,termasuk industri
farmasi, kosmetik, dan makanan.
Di bidang kesehatan dan farmasi, penggunaan pengawet dibatasi jenis dan jumlahnya. Khusus untuk pengawet makanan, diatur melalui Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88.
Namun, banyak pihak tidak bertanggung jawab menggunakan
bahan pengawet yang dilarang BPOM untuk makanan seperti
formalin, yang biasanya digunakan pada bakso, tahu, ikan dengan alasan biaya murah dan produk keliatan lebih bagus serta tahan lebih lama. Penggunaan formalin bisa digantikan dengan asap cair, karena harganya yang cukup murah dan alami. Berikut proses pengawetan menggunakan asap cair.
Dalam asap cair mengandung senyawa fenol yang bersifat sebagai antioksidan, sehingga menghambat kerusakan pangan dengan cara mendonorkan hidrogen.
Dalam jumlah sangat kecil, asap cair efektif untuk menghambat autooksidasi lemak, sehingga dapat mengurangi kerusakan pangan karena oksidasi lemak oleh oksigen.
Kandungan asam pada asap cair juga efektif dalam mematikan dan menghambat pertumbuhan mikroba pada produk makanan dengan cara senyawa asam itu menembus dinding sel mikroorganisme yang menyebabkan sel mikroorganisme menjadi lisis kemudian mati. Dengan menurunnya jumlah bakteri dalam produk makanan, kerusakan pangan oleh mikroorganisme dapat dihambat sehingga meningkatkan umur simpan produk pangan.
Asap cair grade 3 tak dapat digunakan untuk pengawet makanan, karena masih banyak mengandung tar yang karsinogenik. Asap cair grade 3 tidak digunakan untuk pengawet bahan pangan, tapi dipakai sebagai bio pestisida, pupuk organik, dan dipakai pada pengolahan karet sebagai penghilang bau dan pengawet kayu biar tahan terhadap rayap. Cara penggunaan asap cair grade 3 untuk pembasmi hama 1 liter asap cair tambahkan 40 s/d 300 air atau sesuaikan kondisi lakukan penyemprotan 1 minggu sekali. Sebagai pupul organik 1:1000 liter air khusus untuk pemupukan lakukan penyemprotan juga setiap 1 mingu 1x atau sesuaikan kondisi tanah dan tanaman. Untuk pengawet kayu agar tahan rayap dan karet tidak bau adalah 1 cc asap cair grade 3 dilarutkan dalam 300 mL air, kemudian disemprotkan atau merendam kayu ke dalam larutan.
Asap cair grade 2 dipakai untuk pengawet makanan sebagai
pengganti formalin dengan taste asap (daging asap, ikan asap/ bandeng asap) berwarna kecoklatan transparan, rasa asam sedang, aroma asap lemah. Cara penggunaan asap cair grade 2 untuk pengawet ikan adalah celupkan ikan yang telah dibersihkan ke dalam 25 persen asap cair dan tambahkan garam. Biasanya ikan yang diawetkan dengan menggunakan asap cair grade 2 bisa tahan selama tiga hari dan untuk ikan asin dengan perlakuan yang sama diatas akan menjadikan mutu ikan asin lebih baik dan bagus serta tahan lama.
Asap cair grade 1 digunakan sebagai pengawet makanan siap saji seperti bakso, mie, tahu, bumbu-bumbu barbaque. Asap cair grade 1 ini berwarna bening, rasa sedikit asam, aroma netral dan merupakan asap cair paling bagus kualitasnya serta tidak mengandung senyawa yang berbahaya untuk diaplikasikan ke produk makanan. Cara menggunakan asap cair grade 1 untuk pengawet makanan siap saji adalah 15 cc asap cair dilarutkan dalam 1 liter air, kemudian campurkan larutan tersebut ke dalam 1 kg adonan bakso, mie atau tahu.
Saat perebusan juga digunakan larutan asap cair dengan
kadar yang sama dilarutkan dalam adonan makanan.
Biasanya bakso yang memakai pengawet asap cair grade 1
bisa tahan penyimpanan selama enam hari.

ALAT SEDERHANA HASIL KARYA KAMI SENDIRI




VII. REFERENSI RUJUKAN ANDA

 http://cvactindo.blogspot.com,
Erliza, dkk (2008), Teknologi Bioenergi, Agromedia.
http://cvactindo.blogspot.com,
http://diarykimia.blogspot.com/2009/09/pirolisis-biomassa.html
http://pondokbangkaro.com/article/43598/--peralatan-produksi-
liquid-smoke-asap-cair-dan-arang-tempurung--.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream
http://repository.usu.ac.id/handle
http://www.adfaceh.org/download-file/pabrik_asap_cair.pdf
http://www.altenergymag.com
Prihandono (2007), Energi Hijau, Penebar swadaya, Cetakan I
Jakarta.
Tim Nasional Pengembangan BBN (2007), Bahan Bakar Nabati,

Penar Swadaya, Cetakan I, Jakarta.

Syarat Pemesanan Asap Cair A10 MF :

1. Minimal Order 10 liter (Agar Anda tidak rugi dengan Onkir yang mahal, karena ini cairan jarang ekspedisi     yang mau menerima, harus memenuhi minimal order kalau tidak mau onkirnya lebih mahal).
2. Anda perlu ketahui sebelum pesan Asap Cair A10 MF Aturan ekspedisi kemasan luar barang cair harus       pakai paking dari kayu ( menambah beban onkir).
3. Onkir ditanggung semuanya oleh pemesan Asap Cair A10 MF
4. Pesan Asap Cair A10 MF 10 liter keatas masuk harga partai (dapat potongan harga).
5. Harga Asap Cair A10 MF: Grade 1 Rp35.000, grade 2 Rp30.000, grade 3 Rp25.000
6. Anda transfer hari ini, barang besoknya kami kirim.
7. Tansfer ke No rekening :

Daftar Bacaan Anda : 

> Alat-alat Produksi Asap Cair A-10 MF 
> ASAM SIANIDA & TANI 
> ASAP CAIR A-10 MULTI FUNGSI 
> CV.ACTINDO, 
HAMA DAN PENYAKIT 
> KOMPONEN ANTIMIKROBA LAIN, 
> Manfaat Asap cair A-10 MF, 
Modul 
> Peluang Bisnis Asap Cair A-10 MF 
> Pengawet alami 
> Petunjuk Pemakaian Asap Cair A-10 MF, 
> Pupuk Organik



  




1 comment:

  1. Thinkpad x1 titanium steel plate - Titsanium Arts
    This stilletto titanium hammer steel plate titanium post earrings is made from plastic gold titanium and is compatible with any thinkpad x1 titanium of the three SONIC SOLUTIONS of any gold titanium alloy SONIC SOLUTIONS. A $79.99 · ‎In stock

    ReplyDelete