Actindo

Translate

28 August 2021

ASAP CAIR A-10 MULTI FUNGSI

ASAM SIANIDA

Asam sianida adalah suatu asam lemah yang berbentuk cairan pada suhu kamar, mempunyai bau khas dan apabila terbakar mengeluarkan nyala api berwarna biru. Senyawa sianida dapat bereaksi dengan ion logam membentuk senyawa kompleks misalnya dengan ion besi membentuk senyawa Fe(CN)4 2- atau Fe (CN)6 3-. Ion fero banyak terdapat dalam darah sebagai komponen hemogolobin. Apabila ion sianida terdapat dalam darah maka ion fero dalam darah akan bereaksi dengan ion sianida sehingga hemoglobin kehilangan kemampuannya untuk mengangkut oksigen. Pada konsentrasi rendah asam sianida tersebut dapat mengakibatkan pusing, mual dan muntah pada orang, sedangkan pada konsentrasi tinggi (> 50 mg) dapat mengakibatkan kematian.

TANIN

Senyawa tannin biasanya terdapat pada tanaman dan dapat bereaksi dengan kulit hewan mengakibatkan warna coklat oleh karena itu sering digunakan untuk menyamak kulit. Tanin membentuk warna kehitaman dengan beberapa ion logam misalnya ion besi, kalsium, tembaga dan magnesium.

Senyawa tannin terdiri dari katekin, luekoantioasin dan asam galat, asam kafeat dan khglorogenat serta ester dari asam-asam tersebut yaitu 3-galloilepikatekin, fenilkafeat dan sebagainya. Adanya tannin tersebut dapat menyebabkan warna daging biji picung menjadi coklat. Reaksi tersebut dikenal dengan reaksi “browning enzymatic”, yang terjadi jika dikatalis oleh enzim
polifenolase dengan substrat berupa senyawa fenolik. Efektivitas antimikroba dalam mengawetkan bahan makanan terjadi baik dengan cara mengendalikan pertumbuhan
mikroorganisme maupun secara langsung memusnahkan seluruh atau sebagian mikroorganisme.




.KOMPONEN ANTIMIKROBA LAIN

Komponen aktif yang terdapat pada bawang putih mempunyai efek penghambatan terhadap beberapa mikroba patogen seperti Staphylococcus aureus, E. coli, dan Bacilluscereus dan menghambat produksi toksin dari Clostridium botulinum tipe A dengan menurunkan produksi toksinnya sebanyak 3 log cycle.

C. Botulinum adalah bakteri berspora yang dapat memproduksi toksin pada kondisi yang memungkinkan, dapat dihambat pertumbuhannya oleh minyak bunga dan biji pala, minyak daun salam, minyak lada hitam dan lada putih dengan konsentrasi 125 ppm. Laporan lain juga menyebutkan bahwa ekstrak minyak lada dapat menghambat pertumbuhan bakteri S.
ureus, E. coli dan Candida albicans.

Komponen aktif yang terdapat pada minyak thyme diantaranya thymol, carvacrol, (ro)-cymene, dan (gamma)terpiene diketahui mempunyai efek sebangai senyawa antimikroba terhadapa pertumbuhan bakteri. Bakteri-bakteri yang dapat dihambat pertumbuhannya antara lain Salmonella sp., S. aureus, E. coli, Listeria monocytogenes, Campylobacter jejuni, dan B. Cereus.

Dari laporan tersebut diperoleh informasi bahwa bakteri gram positif lebih sensitif dibanding dengan bakteri gram negatif. Efek penghambatan senyawa antimikroba dari rempahrempah tidak hanya dapat menghambat pertumbuhan bakteri, tetapi dapat juga menghambat pertumbuhan khamir seperti .

Candida albican dan Sacharomyces cerevisiae. Komponenkomponen aktif pada minyak thyme, minyak sage, minyak rosemary, minyak cumin, minyak caraway, dan minyak cengkeh
dapat menghambat khamir dengan konsentrasi 0,5-2.0 (mg/ml). Bakteri dalam bentuk sel vegetatif lebih sensitif dibanding dalam bentuk sporanya, hal ini dibuktikan oleh Ultee et al. (1998)
yang meneliti efek penghambatan komponen carvacrol yang terdapat pada minyak thyme dan oregano terhadap pertumbuhan bakteri B. cereus.

Pada konsentrasi 1,75 mmol/L bentuk sel vegetatif lebih sensitif dibanding bentuk sporanya. Hal ini disebabkan struktur spora yang lebih komplek dibanding bentuk sel vegetatif, seperti adanya komponen asam dipikolinat yang dapat melindungi spora terhadap gangguan faktor lingkungan (suhu dan pH ekstrim). Lebih lanjut Ultee et al. (1998) menyebutkan bahwa pada konsentrasi 1.75 mmol/L dapat mneghambat kecepatan pertum buhan B. cereus sehingga fase lag diperpanjang. Semakin lama fase lag maka aktivitas B. cereus sebagai penyebab kerusakan bahan pangan dapat dicegah.


Komponen-komponen antimikroba yang terdapat pada minyak cengkeh, minyak kayu manis, minyak oregano, minyak thyme, minyak bawang putih, dan bawang merah dapat menghambat spesies kapang diantaranya adalah Aspergillus flavus, A. parasiticus, A. versicolor, A. ochraceus, Candida sp., Crytococcus sp., Rhodotorulla sp., Torulopsis sp., dan Tricosporon sp. Kapang adalah mikroorganisme penyebab kerusakan bahan pangan terutama biji-bijian dan produk tepung-tepungan dengan kadar air rendah. Beberapa spesies kapang dapat menghasilkan toksin (mikotoksin) adalah Aspergillus sp., Penicllium sp., dan Fusarium sp., yang dapat menghasilkan aflatoksin, patulin, okratoksin, zearalenon, dan okratoksin. 

Daftar Bacaan Anda :
> Alat-alat Produksi Asap Cair A-10 MF  
> ASAM SIANIDA & TANI  
> ASAP CAIR A-10 MULTI FUNGSI  
> CV.ACTINDO,  
> HAMA DAN PENYAKIT  
> KOMPONEN ANTIMIKROBA LAIN,  
> Manfaat Asap cair A-10 MF,  
> Modul  
> Peluang Bisnis Asap Cair A-10 MF  
> Pengawet alami  
> Petunjuk Pemakaian Asap Cair A-10 MF,   
> Pupuk Organik

No comments:

Post a Comment