Asam sianida adalah suatu
asam lemah yang berbentuk cairan pada suhu kamar, mempunyai bau khas dan
apabila terbakar mengeluarkan nyala api berwarna biru. Senyawa sianida dapat
bereaksi dengan ion logam membentuk senyawa kompleks misalnya dengan ion besi
membentuk senyawa Fe(CN)4 2- atau Fe (CN)6 3-. Ion fero banyak terdapat dalam
darah sebagai komponen hemogolobin. Apabila ion sianida terdapat dalam darah
maka ion fero dalam darah akan bereaksi dengan ion sianida sehingga hemoglobin
kehilangan kemampuannya untuk mengangkut oksigen. Pada konsentrasi rendah asam
sianida tersebut dapat mengakibatkan pusing, mual dan muntah pada orang,
sedangkan pada konsentrasi tinggi (> 50 mg) dapat mengakibatkan kematian.
TANIN
Senyawa tannin biasanya
terdapat pada tanaman dan dapat bereaksi dengan kulit hewan mengakibatkan warna
coklat oleh karena itu sering digunakan untuk menyamak kulit. Tanin membentuk
warna kehitaman dengan beberapa ion logam misalnya ion besi, kalsium, tembaga
dan magnesium.
Senyawa tannin terdiri dari
katekin, luekoantioasin dan asam galat, asam kafeat dan khglorogenat serta
ester dari asam-asam tersebut yaitu 3-galloilepikatekin, fenilkafeat dan
sebagainya. Adanya tannin tersebut dapat menyebabkan warna daging biji picung
menjadi coklat. Reaksi tersebut dikenal dengan reaksi “browning enzymatic”,
yang terjadi jika dikatalis oleh enzim
polifenolase dengan substrat
berupa senyawa fenolik. Efektivitas antimikroba dalam mengawetkan bahan makanan
terjadi baik dengan cara mengendalikan pertumbuhan
mikroorganisme maupun secara
langsung memusnahkan seluruh atau sebagian mikroorganisme.
.KOMPONEN ANTIMIKROBA
LAIN
Komponen aktif yang terdapat
pada bawang putih mempunyai efek penghambatan terhadap beberapa mikroba patogen seperti Staphylococcus
aureus, E. coli, dan Bacilluscereus dan menghambat produksi toksin dari
Clostridium botulinum tipe A dengan menurunkan produksi toksinnya sebanyak 3
log cycle.
C. Botulinum adalah bakteri
berspora yang dapat memproduksi toksin pada kondisi yang memungkinkan, dapat
dihambat pertumbuhannya oleh minyak bunga dan biji pala, minyak daun salam,
minyak lada hitam dan lada putih dengan konsentrasi 125 ppm. Laporan lain juga
menyebutkan bahwa ekstrak minyak lada dapat menghambat pertumbuhan bakteri S.
ureus, E. coli dan Candida
albicans.
Komponen aktif yang terdapat
pada minyak thyme diantaranya thymol, carvacrol, (ro)-cymene, dan
(gamma)terpiene diketahui mempunyai efek sebangai senyawa antimikroba terhadapa
pertumbuhan bakteri. Bakteri-bakteri yang dapat dihambat pertumbuhannya antara
lain Salmonella sp., S. aureus, E. coli, Listeria monocytogenes, Campylobacter
jejuni, dan B. Cereus.
Dari laporan tersebut
diperoleh informasi bahwa bakteri gram positif lebih sensitif dibanding dengan
bakteri gram negatif. Efek penghambatan senyawa antimikroba dari rempahrempah
tidak hanya dapat menghambat pertumbuhan bakteri, tetapi dapat juga menghambat
pertumbuhan khamir seperti .
Candida albican dan
Sacharomyces cerevisiae. Komponenkomponen aktif pada minyak thyme, minyak sage,
minyak rosemary, minyak cumin, minyak caraway, dan minyak cengkeh
dapat menghambat khamir
dengan konsentrasi 0,5-2.0 (mg/ml). Bakteri dalam bentuk sel vegetatif lebih
sensitif dibanding dalam bentuk sporanya, hal ini dibuktikan oleh Ultee et al.
(1998)
yang meneliti efek
penghambatan komponen carvacrol yang terdapat pada minyak thyme dan oregano
terhadap pertumbuhan bakteri B. cereus.
Pada konsentrasi 1,75 mmol/L
bentuk sel vegetatif lebih sensitif dibanding bentuk sporanya. Hal ini
disebabkan struktur spora yang lebih komplek dibanding bentuk sel vegetatif,
seperti adanya komponen asam dipikolinat yang dapat melindungi spora terhadap
gangguan faktor lingkungan (suhu dan pH ekstrim). Lebih lanjut Ultee et al.
(1998) menyebutkan bahwa pada konsentrasi 1.75 mmol/L dapat mneghambat
kecepatan pertum buhan B. cereus sehingga fase lag diperpanjang. Semakin lama
fase lag maka aktivitas B. cereus sebagai penyebab kerusakan bahan pangan dapat
dicegah.
Komponen-komponen antimikroba
yang terdapat pada minyak cengkeh, minyak kayu manis, minyak oregano, minyak
thyme, minyak bawang putih, dan bawang merah dapat menghambat spesies kapang
diantaranya adalah Aspergillus flavus, A. parasiticus, A. versicolor, A.
ochraceus, Candida sp., Crytococcus sp., Rhodotorulla sp., Torulopsis sp., dan
Tricosporon sp. Kapang adalah mikroorganisme penyebab kerusakan bahan pangan
terutama biji-bijian dan produk tepung-tepungan dengan kadar air rendah.
Beberapa spesies kapang dapat menghasilkan toksin (mikotoksin) adalah
Aspergillus sp., Penicllium sp., dan Fusarium sp., yang dapat menghasilkan
aflatoksin, patulin, okratoksin, zearalenon, dan okratoksin.
Daftar Bacaan Anda :
> Alat-alat Produksi Asap Cair A-10 MF
> ASAM SIANIDA & TANI
> ASAP CAIR A-10 MULTI FUNGSI
> CV.ACTINDO,
> HAMA DAN PENYAKIT
> KOMPONEN ANTIMIKROBA LAIN,
> Manfaat Asap cair A-10 MF,
> Modul
> Peluang Bisnis Asap Cair A-10 MF
> Pengawet alami
> Petunjuk Pemakaian Asap Cair A-10 MF,
> Pupuk Organik
No comments:
Post a Comment