Actindo

Translate

27 August 2021

ASAP CAIR A10MF,SEBAGAI PENGGUMPAL KARET BAGIAN 3

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Desember 2009.
Tempat dilakukannya penelitian ini adalah di Pabrik Pengolahan RSS dan Laboratorium Analisis Mutu PT. Perkebunan Nusantara VIII Pabrik Karet Cikumpay serta Laboratorim Lingkungan dan Bangunan, Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.



B. Alat dan Bahan

1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain asap cair tempurung kelapa yang diperoleh dari industri Asap Cair CV.ACTINDO yang mengolah arang dan asap cair tempurung kelapa, lateks kebun, kayu karet pengasapan, asam semut (HCOOH), natrium hidroksida (NaOH), asam klorida (HCL), amoniak (NH3), natrium bisulfit, indikator metil merah, fenolptalin, Cureo TS dan pelarut karet terpentin. 
2. Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain wadah koagulasi, mesin penggilingan sitter, pengaduk, saringan mesh, universal pH, pH meter, lori penirisan, gantar bambu, rumah pengasapan serta beberapa peralatan analisis seperti timbangan analitik, cawan petri, labu elenmeyer, pipet, gelas ukur, gelas piala, lampu infra red, titrasi, oven, sudip, spatula, mikrometer, rapid plastimeter MK V, termometer dan lain sebagainya.

C. Tahapan Penelitian 

Penelitian ini terdiri dari dua tahapan utama yang dilakukan yakni; penelitian pertama yang bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan asap cair tempurung kelapa sebagai bahan pembeku lateks dalam pengolahan karet RSS dan penelitian kedua yang bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan asap cair 21 tempurung kelapa sebagai bahan pengurang/penghilang bau busuk bahan olahan karet khususnya lump pada gudang penyimpanan bahan baku.

1. Penelitian Tahap I 

Percobaan pada penelitian tahap I dilakukan untuk menentukan perbandingan konsentrasi serta jumlah asap cair tempurung kelapa yang tepat sebagai bahan koagulan serta pengaruhnya terhadap mutu produk RSS yang meliputi kelas mutu sit, nilai plastisitas PRI (Plasticity Retention Index), kadar abu serta kadar kotoran. Untuk membekukan lateks dapat digunakan larutan asam semut atau asam cuka 2%. 

Untuk setiap kg karet pada semua kadar karet kering (KKK 8-35) tanpa penambahan amoniak sebagai zat anti koagulan, diperlukan 4 ml larutan asam semut dengan konsentrasi 90%. Jumlah asam perlu diperbesar jika pada lateks kebun ditambahkan zat antikoagulasi yang berupa amoniak (basa) sesuai dengan Persamaan (2) berikut atau sesuai dengan tabel pemberian asam semut pada 

Lampiran 1. Persamaan untuk menentukan jumlah pemberian asam : F = F1 + F2 ml/kg karet kering (2) Dimana : F = volume asam semut yang dibutuhkan F1 = volume asam semut untuk menggumpalkan lateks F1 = 3.6 x 100/C ml/kg karet kering (3.6 adalah nilai konstanta untuk F1) C = konsentarsi asam semut F2 = volume asam semut untuk menetralkan ammonia F2 = 2.71 x 100/C x A (2.71 adalah nilai konstanta untuk F2, yang artinya 1gram ammonia dapat dinetralkan oleh 2.71 ml asam semut 100%). A = jumlah amoniak yang harus dinetralkan oleh asam semut. A = P/100 x L x 1000 P = hasil titrasi amoniak (%) L = jumlah lateks yang mengandung 1 kg lateks L = 100/ KKK 22 Beberapa taraf perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pemberian bahan koagulan asam semut dengan perbandingan jumlah 100% (kontrol).
2. Pemberian bahan koagulan asap cair tempurung kelapa dengan perbandingan jumlah 100%.
3. Pemberian bahan koagulan campuran asam semut dan asap cair dengan perbandingan jumlah 25% : 75%.
4. Pemberian bahan koagulan campuran asam semut dan asap cair dengan perbandingan jumlah 50% : 50%.
5. Pemberian bahan koagulan campuran asam semut dan asap cair dengan perbandingan jumlah 75% : 25%.

6. Pemberian bahan koagulan asap cair tempurung kelapa dengan perbandingan jumlah 200%. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah 

Lihat bagian selanjutnya

No comments:

Post a Comment