METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei
sampai dengan Desember 2009.
Tempat dilakukannya penelitian ini adalah di Pabrik Pengolahan RSS
dan Laboratorium Analisis Mutu PT. Perkebunan Nusantara VIII Pabrik Karet
Cikumpay serta Laboratorim Lingkungan dan Bangunan, Departemen Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
B. Alat dan Bahan
1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain asap cair tempurung kelapa yang diperoleh dari industri Asap Cair
CV.ACTINDO yang mengolah arang dan asap cair tempurung kelapa, lateks kebun,
kayu karet pengasapan, asam semut (HCOOH), natrium hidroksida (NaOH), asam
klorida (HCL), amoniak (NH3), natrium bisulfit, indikator metil merah,
fenolptalin, Cureo TS dan pelarut karet terpentin.
2. Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain
wadah koagulasi, mesin penggilingan sitter, pengaduk, saringan mesh, universal
pH, pH meter, lori penirisan, gantar bambu, rumah pengasapan serta beberapa
peralatan analisis seperti timbangan analitik, cawan petri, labu elenmeyer,
pipet, gelas ukur, gelas piala, lampu infra red, titrasi, oven, sudip, spatula,
mikrometer, rapid plastimeter MK V, termometer dan lain sebagainya.
C. Tahapan Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahapan utama yang dilakukan
yakni; penelitian pertama yang bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan asap cair
tempurung kelapa sebagai bahan pembeku lateks dalam pengolahan karet RSS dan
penelitian kedua yang bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan asap cair 21
tempurung kelapa sebagai bahan pengurang/penghilang bau busuk bahan olahan
karet khususnya lump pada gudang penyimpanan bahan baku.
1. Penelitian Tahap I
Percobaan pada penelitian tahap I dilakukan untuk menentukan
perbandingan konsentrasi serta jumlah asap cair tempurung kelapa yang tepat
sebagai bahan koagulan serta pengaruhnya terhadap mutu produk RSS yang meliputi
kelas mutu sit, nilai plastisitas PRI (Plasticity Retention Index), kadar abu
serta kadar kotoran. Untuk membekukan lateks dapat digunakan larutan asam semut
atau asam cuka 2%.
Untuk setiap kg karet pada semua kadar karet kering (KKK 8-35)
tanpa penambahan amoniak sebagai zat anti koagulan, diperlukan 4 ml larutan
asam semut dengan konsentrasi 90%. Jumlah asam perlu diperbesar jika pada
lateks kebun ditambahkan zat antikoagulasi yang berupa amoniak (basa) sesuai
dengan Persamaan (2) berikut atau sesuai dengan tabel pemberian asam semut pada
Lampiran 1. Persamaan untuk menentukan jumlah pemberian asam : F =
F1 + F2 ml/kg karet kering (2) Dimana : F = volume asam semut yang dibutuhkan
F1 = volume asam semut untuk menggumpalkan lateks F1 = 3.6 x 100/C ml/kg karet
kering (3.6 adalah nilai konstanta untuk F1) C = konsentarsi asam semut F2 =
volume asam semut untuk menetralkan ammonia F2 = 2.71 x 100/C x A (2.71 adalah
nilai konstanta untuk F2, yang artinya 1gram ammonia dapat dinetralkan oleh
2.71 ml asam semut 100%). A = jumlah amoniak yang harus dinetralkan oleh asam
semut. A = P/100 x L x 1000 P = hasil titrasi amoniak (%) L = jumlah lateks
yang mengandung 1 kg lateks L = 100/ KKK 22 Beberapa taraf perlakuan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pemberian bahan
koagulan asam semut dengan perbandingan jumlah 100% (kontrol).
2. Pemberian bahan koagulan asap cair tempurung kelapa dengan
perbandingan jumlah 100%.
3. Pemberian bahan koagulan campuran asam semut dan asap cair
dengan perbandingan jumlah 25% : 75%.
4. Pemberian bahan koagulan campuran asam semut dan asap cair
dengan perbandingan jumlah 50% : 50%.
5. Pemberian bahan koagulan campuran asam semut dan asap cair
dengan perbandingan jumlah 75% : 25%.
6. Pemberian bahan koagulan asap cair tempurung kelapa dengan
perbandingan jumlah 200%. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian
ini adalah
Lihat bagian selanjutnya
No comments:
Post a Comment